KENAPA HARUS CAPEK-CAPEK PERANG URAT SARAF DI MEDSOS TENTANG
AKSI BELA ISLAM?BUAT APA BERPOLITIK YANG PENTING ANAK ISTRI BISAA MAKAN SUDAH
CUKUP!!!!
Bukan untuk perang urat saraf,bukan tentang kepatutan dan
kepantasan,Sebuah negara hancur bukan karena kekurangan orang baik tapi
kebanyakan orang baik diam sehingga para pendusta melenggang bebas menguasai.media
dengan gencar dimana-mana merusak tatanan beragama, yang benar di salahkan yang
salah di benarkan,masihkah harus diam?
Kasus penistaan al-qur’an surat almaidah ayat 51 yang sudah
jelas-jelas dan gambalangpun masih mampu di tampik dengan tuduhan edit kalimat “tapi”dalam
pidatonya yang disinyalir oleh sekolompok pembela artinya akan berbeda
jauh.Upaya menggiring opini publik tentang edit kalimat yang belum tentu
kebenaranya semakin membuat keleompok pembela bisa di jadikan alasan yang
kuat,padahal jelas-jelas tidak ada bedanya.
Tidak hanya itu,salah satu pimpinan aksi damai habib rieziq
shihab pun tak lepas dari pemberitaan buruk di media,mulai dari kendaraanya
hingga video-video ceramahnya yang kontroversial.terlepas dari itu semua
sebenarnya saya juga setuju dalam video yang beredar sang habib berceramah
dengan cara yang kurang pantas di dengar,tentunya tidak sesuai dengan tujuan
aksi damai dan cara islam yang benar.Sejatinya 44/11 adalah bukti reaksi dari
umat islam di tanah air yang tidak rela jika keyakinannya di permainkan apalagi
di pakai untuk alat kampanye pilkada.
RASULULLAH PUN BERPOLITIK DENGAN KEIMANAN
Abbas Aqqad berkata:
“Hakikat
yang dilihat oleh mereka yang jernih menghukumi setiap masalah, muslim atau
non-muslim, sesungguhnya invasi Muhammad invasi keimanan dan kekuatan Muhammad
kekuatan iman. Tidak ada tanda yang paling mendasar dari setiap usahanya
kecuali tanda ini, dan tidak ada alasan lain dari semua itu selain alasan ini.
Dia tidak goyah dalam menanamkan nilai-nilai keimanan yang mengesakan Allah
meski godaan-godaan duniawi datang menghampirinya, fitnah duniawi yang tidak
akan pernah ditemukan di mana pun dan kepada siapa pun kecuali Rasulullah Saw.
Beliau
didatangi Atabah bin Rabiah, pemuka kaum Quraisy, di hari-hari pertama dakwah
Islam menyinari sudut-sudut kota Mekah. Atabah dengan lembut dan penuh
kesopanan menggoda Rasulullah Saw dengan godaan-godaan duniawi supaya ia
meninggalkan tugas sucinya setelah mereka putus asa mengintimidasinya: “Wahai
putra saudaraku, Anda itu dari kami, Anda yang paling terbaik dari kami dilihat
dari nasab dan strata sosial. Tetapi, Anda mendatangi kaum Anda sendiri dengan
perkara besar yang telah memecah jamaah mereka, bukan hanya itu, Anda pun
memudarkan mimpi-mimpi mereka, memandang hina tuhan-tuhan dan agama mereka,
mengkafirkan nenek moyang mereka. Wahai putra saudaraku, dengarkanlah aku! Saya
memberikan Anda beberapa pilihan, semoga Anda menerima salah satunya.”
Rasulullah Saw menjawab: “Katakanlah wahai Abu al-Walid!” Jawabnya: Wahai putra
saudaraku! Jika engkau menginginkan harta dari perkara (Islam) yang engkau
datangkan, kami siap mengumpulkan untukmu dari harta-harta kami sehingga Anda
yang terkaya, dan jika Anda ingin kemuliaan, kami pun siap menobatkan Anda tuan
terhadap kami sehingga kami tidak memutuskan sebuah perkara kecuali denganmu,
dan jika Anda ingin kekuasaan, kami juga siap mengukuhkanmu sebagai raja kami,
dan jika yang mendatangimu itu pengaruh jin yang sulit ditepis, kami akan mencari
obatnya dan menafkahkan harta kami demi kesembuhanmu.” Rasulullah Saw menjawab:
“Apakah ucapan Anda selesai wahai Abu al-Walid? Jawabnya: “Ya.” Rasulullah Saw
pun membacakan kepadanya Q.S Fussilat [41]: 2-4, jawaban kuat tidak terbantah
bahwa mustahil baginya meninggalkan misi kenabian suci ini hanya dengan fitnah
duniawi yang murah.”
Mari meresapi
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(1). حم
Haa Miim. (Haa Miim) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan maksudnya.
(2). تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
(3). كِتَابٌ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,
(4). بَشِيرًا وَنَذِيرًا فَأَعْرَضَ أَكْثَرُهُمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling (daripadanya); maka mereka tidak (mau) mendengarkan.
(5). وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ
Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)".
(6). قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ۗوَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya),
(7). الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ
(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.
(8). إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya".
(9). ۞ قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ۚذَٰلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam".
(10). وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Sejatinya jika berpolitik di dasari keimanan bukan sekedar nafsu dunia maka termasuk dalam langkah jihad,menebarkan manfaat dan syariat.Sebagai warga negara seyogyanya memberikan peranan terhadap kemajuan negara sekecil apapun termasuk memilih pemimpin yang amanah dan mengawal kepemimpinan jika yang di pilih mulai bergeser dari tujuan yang hakiki.Semoga negara kita tercinta selalu dalam lindungan Alloh SWT di jauhkan dari pemimpin yang fasik... Aaamiin ya rabbal 'alamin