Bismillah-Allah tidak memberikan cobaan kepada hambanya di luar kemampuan.Tak terlebih jika sebagai orang tua kehilangan buah hatinya sebelum dewasa.Bagaimana hukum islam dalam menyikapi?Bayi itu dilahirkan suci dan bersih. Kelak di alam maghsyar, ia menjadi penolong
bagi kedua orangtuanya. Namun perlu diingat, anak itu hanya bisa menolong
orangtuanya kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau mereka sudah
menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah
dan Rasul-Nya, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.
Kehilangan
seorang anak pernah dialami Baginda Rasulullah SAW. Baginda dikurniakan tujuh
orang anak, enam hasil perkawinan dengan Khadijah. Mereka ialah Qasim, Abdullah,
Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kalthum.
Anak-anak lelaki Rasulullah SAW
meninggal sewaktu kecil lagi, manakala tiga anak perempuan meninggal dunia
selepas berkahwin dan semasa Nabi SAW masih hidup. Baginda yang menjadi kekasih
Allah SWT telah diuji dengan kepergian anak-anak Baginda.
Keutamaan Anak
Kecil Yang Meninggal Dunia Sebelum Baligh :
1.Akan langsung masuk
sorga.
2.Akan bisa menolong orang tuanya kalau orang tuanya orang
iman.
3.Jadi pelayan penduduk sorga sebagaimana berlian yang
disebar
Apa yang anda rasakan ketika anak, orang tua, saudara Anda
tiba-tiba saja di panggil oleh sang Khaliq? Tentu sedih dan mungkin putus asa
karena kehilangan seseorang yang kita sayangi dan bahkan menjadi tumpuan hidup
kita. Kehilangan orang tercinta memang sungguh menyedihkan tapi taukah anda, ada
berkah di balik setiap peristiwa, pun kematian tentu jika kita mampu
menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan.
ada kabar
gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya , apa
itu?
Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata : ”Rasulullah saw bersabda,
tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah
pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada
anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).
Ada beberapa hal yang mesti
diketahui oleh orang tua pun kita, agar kematian tersebut bisa menjadi berkah
dan mengantarkan kita menuju surga Allah. Diantaranya:
1. Sabar Dan
Ikhlas
Orang tua mesti sabar dan ikhlas menerima kepergian sang anak, tidak
meratapi kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak
berlarut-larut sehingga dapat menimbulkan keburukan bagi kesehatanya.
2.
Memuja Allah
Yaitu dengan mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi
wainnailillaihi roojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita , anak kita, dan
segala sesuatu yang ada disekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah
amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan
sebaik-baiknya. Karena anak ibarat barang titipan tentu suatu saat jika sang
pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus berlapang dada
menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang pemilik
3. Mengharap
ridho atas kematian sang anak.
Kematian seorang anak bukanlah suatu musibah
melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang di tinggalkan.
Orang tua semestinyalah memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut,
maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan dan pahala kepada
hambanya yang meminta dengan setulus hati.
Nah, bukankah hal ini merupakan
kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anak-anaknya yang belum
baligh dan janji Allah tersebut merupakan bukti karunia dan kemurahan Allah
kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika pun mendatangi neraka, itu hanya bagian dari
janji Allah yang telah menjadi ketetapannya.
Janji ini berkaitan dengan
firman Allah dalam surat maryam (19) : 71 ”dan tidak seorang pun dari kalian,
melaikan dia pasti mendatangi neraka itu ”.
Belum jelas? Maksud mendatangi
disini adalah menyeberanginya di atas shiraat, yaitu sebuah jembatan yang di
bentengkan di atas neraka jahanam, bukanlah untuk mencapai pintu surga, seorang
hamba mesti melewati jembatan tersebut? dan ketahuilah wahai para orang tua,
anak-anak anda yang telah meninggalkan anda terlebih dahulu tersebut, kelak akan
menunggu anda di pintu tersebut (surga-red).
Apakah mesti 3 atau 2 anak
baru orang tua dapat menikmati kemewahan surga? Kalau begitu bagaimana dengan
orang tua yang kematian satu anak ? atau malah tidak kematian sama
sekali?
Sesungguhnya Allah Maha pemurah lagi Maha Bijaksana, hal di atas
ternyata tak hanya berlaku bagi orang tua yang kehilangan 3 atau 2 anaknya, maka
orang tua yang hanya kehilangan satu anak pun dapat merasakan nikmatnya surga
lalu bagaimana dengan orang yang tidak kematian anak sama sekali dari umat
Rasullullah ? ingat ! Rasulullah adalah pemberi syafaat (pertolongan ). Dan
syafaat Rasulullah ini akan di bagikan bagi umatnya yang Rasulullah kehendaki,
jadi tenanglah orang tua yang tidak di tinggal mati oleh anaknya, karena syafaat
Allah akan menjadi penolong kita di akhirat kelak.
Meski kematian anak
membuka jalan bagi orang tua di taman surga, namun tidak diperenankan orang tua
kemudian mengharapkan agar anaknya meninggal dunia. Surga ini hanya pengganti
anaknya yang di minta oleh Allah. Sesunguhnya anak merupakan ladang berkah,
ketika masih hidup ataupun telah mati, anak senantiasa memberikan manfaat bagi
orang tua.
Menurut Hadits Qudsi:
Allah SWT berfirman pada harui kiamat
kepada anak-anak:
"Masuklah kalian ke dalam surga!"
Anak-anak itu berkata:
"Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami
masuk."
Lalu mereka
mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah
berfirman
lagi: "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian
kedalam
surga!"
Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" Allah pun
berfirman:
"Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua
kalian."
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua'ah yang
bersumber dari
sahabat Nabi SAW)
Istilah "al-wildan" dalam Hadits Qudsi
diatas adalah kata jama', mufradnya
(kata tunggalnya) adalah "al-walid",
artinya anak yang baru dilahirkan, yaitu
bayi atau anak kecil yang belum
akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil
yang meninggal dunia. Hal itu
diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan
Ibnul-Atsir sebagai
berikut:
"Anak kecil (yakni yang meninggal dunia selagi kanak-kanak atau
keguguran),
masuk syurga."
Maksud hadits diatas, termasuk salah satu
di antara rentetan peristiwa yang
terjadi pada hari kiamat di padang masyar.
Gambaran ringkas dari
peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut:
1.
Setiap orang dibangkitkan dari kuburannya masing-masing
2. Masing-masing
digiringkan oleh malaikat Zabaniah kepadang Masyar.
3. Matahari diciptakan
kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu
mil, sehingga mereka
selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak
oleh seribu
kaki-kaki diatasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari,
berkeringat,
lapar, haus dahaga tidak terperikan siksanya.
4. Ketika mereka mengalami
lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya
meninggal selagi masih kecil
dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan
tawakal, datang kepada orang
tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah
diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Masyar itu. Demikian
menurut beberapa Hadits.
5. Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian
masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
6.
Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang,
kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.
7. Meniti shirat yang harus
dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang
Masyar itu. Meniti shirat yang
kedua bagi mereka yang telah selamat meniti
shirat yang pertama.
8. Mana
yang sudah bersih benar baru diizinkan masuk syurga.
Pada saat itulah
Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya
meninggal dunia selagi
belum akil baligh) untuk memasuki surga. Tetapi mereka
memohon syafaat
(pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk surga
bersama orang tua
mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk
datang mendekati
pintu syurga, tapi masih belum mau memasukinya, sehingga
Allah Yang Maha
Mengetahui bertanya lagi: "Mengapa Aku lihat anak-anak itu
masih saja belum
masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu". Pada
saat itu mereka
mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka. "Kami belum mau masuk, sebelum
orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah
mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami masuk juga bersama
kami".
Demikianlah mereka berhenti dekat pintu surga, menunggu keputusan
Allah SWT dengan penuh harapan.
Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu
datang dengan segera, dengan
firman Allah Yang Maha Mengetahui: "Masuklah
kalian ke dalam surga bersama
orang tua kalian".
Penegasan ini oleh Allah
kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa
besar keutamaan anak-anak dan
betapa besar pula pengaruh ridla qadla' dan
qadar Allah, sabar dan puji
syukur kehadirat Nya.
Memang pasti terasa berat bagi orangtua, yang harus diingat
adalah bahwasannya Allah Maha Tahu apa yang kita butuhkan, bukan cuma yg kita
inginkan, kita tidak bisa menentukan sendiri apa mau kita & konsep keadilan
yg kita inginkan. mungkin inilah yang dinamakan ujian.Ketika seorang muslim
mencapai taraf iman dan keyakinan yang tinggi, mempercayai ketentuan takdir,
baik dan buruknya itu adalah dari Allah Subhanahu Ta’ala, maka akan tampak kecil
segala peristiwa dan musibah yang menimpa dirinya. Ia akan berserah diri kepada
Allah Subhanahu Ta’ala, jiwanya akan merasa tenang, hatinya akan tabah
menghadapi cobaan, ridha akan ketentuan Allah dan tunduk kepada takdir Tuhan
Alam Semesta.
No comments:
Post a Comment
Komentar