Monday, August 1, 2016

JANGAN BERSEDIH BUNDA,ALLAH LEBIH SAYANG ADIK UNTUK DI PANGGIL DULU DI SISI-NYA

Bismillah-Allah tidak memberikan cobaan kepada hambanya di luar kemampuan.Tak terlebih jika sebagai orang tua kehilangan buah hatinya sebelum dewasa.Bagaimana hukum islam dalam menyikapi?Bayi itu dilahirkan suci dan bersih. Kelak di alam maghsyar, ia menjadi penolong bagi kedua orangtuanya. Namun perlu diingat, anak itu hanya bisa menolong orangtuanya kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau mereka sudah menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.

Kehilangan seorang anak pernah dialami Baginda Rasulullah SAW. Baginda dikurniakan tujuh orang anak, enam hasil perkawinan dengan Khadijah. Mereka ialah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Fatimah, Ummu Kalthum.
Anak-anak lelaki Rasulullah SAW meninggal sewaktu kecil lagi, manakala tiga anak perempuan meninggal dunia selepas berkahwin dan semasa Nabi SAW masih hidup. Baginda yang menjadi kekasih Allah SWT telah diuji dengan kepergian anak-anak Baginda.

Keutamaan Anak Kecil Yang Meninggal Dunia Sebelum Baligh :

1.Akan langsung masuk sorga.
2.Akan bisa menolong orang tuanya kalau orang tuanya orang iman.
3.Jadi pelayan penduduk sorga sebagaimana berlian yang disebar

Apa yang anda rasakan ketika anak, orang tua, saudara Anda tiba-tiba saja di panggil oleh sang Khaliq? Tentu sedih dan mungkin putus asa karena kehilangan seseorang yang kita sayangi dan bahkan menjadi tumpuan hidup kita. Kehilangan orang tercinta memang sungguh menyedihkan tapi taukah anda, ada berkah di balik setiap peristiwa, pun kematian tentu jika kita mampu menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan.

ada kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anaknya , apa itu?

Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata : ”Rasulullah saw bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga anaknya yang belum baligh, kecuali, Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga berkat kasih sayang-Nya kepada anak-anaknya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).
Ada beberapa hal yang mesti diketahui oleh orang tua pun kita, agar kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju surga Allah. Diantaranya:

1. Sabar Dan Ikhlas

Orang tua mesti sabar dan ikhlas menerima kepergian sang anak, tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak berlarut-larut sehingga dapat menimbulkan keburukan bagi kesehatanya.

2. Memuja Allah

Yaitu dengan mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi wainnailillaihi roojiun) dan merenungi kandungan maknanya. Kita , anak kita, dan segala sesuatu yang ada disekitar kita semuanya adalah milik Allah. Anak adalah amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Karena anak ibarat barang titipan tentu suatu saat jika sang pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus berlapang dada menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang pemilik

3. Mengharap ridho atas kematian sang anak.

Kematian seorang anak bukanlah suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang di tinggalkan. Orang tua semestinyalah memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan dan pahala kepada hambanya yang meminta dengan setulus hati.
Nah, bukankah hal ini merupakan kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh anak-anaknya yang belum baligh dan janji Allah tersebut merupakan bukti karunia dan kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika pun mendatangi neraka, itu hanya bagian dari janji Allah yang telah menjadi ketetapannya.
Janji ini berkaitan dengan firman Allah dalam surat maryam (19) : 71 ”dan tidak seorang pun dari kalian, melaikan dia pasti mendatangi neraka itu ”.
Belum jelas? Maksud mendatangi disini adalah menyeberanginya di atas shiraat, yaitu sebuah jembatan yang di bentengkan di atas neraka jahanam, bukanlah untuk mencapai pintu surga, seorang hamba mesti melewati jembatan tersebut? dan ketahuilah wahai para orang tua, anak-anak anda yang telah meninggalkan anda terlebih dahulu tersebut, kelak akan menunggu anda di pintu tersebut (surga-red).

Apakah mesti 3 atau 2 anak baru orang tua dapat menikmati kemewahan surga? Kalau begitu bagaimana dengan orang tua yang kematian satu anak ? atau malah tidak kematian sama sekali?
Sesungguhnya Allah Maha pemurah lagi Maha Bijaksana, hal di atas ternyata tak hanya berlaku bagi orang tua yang kehilangan 3 atau 2 anaknya, maka orang tua yang hanya kehilangan satu anak pun dapat merasakan nikmatnya surga lalu bagaimana dengan orang yang tidak kematian anak sama sekali dari umat Rasullullah ? ingat ! Rasulullah adalah pemberi syafaat (pertolongan ). Dan syafaat Rasulullah ini akan di bagikan bagi umatnya yang Rasulullah kehendaki, jadi tenanglah orang tua yang tidak di tinggal mati oleh anaknya, karena syafaat Allah akan menjadi penolong kita di akhirat kelak.
Meski kematian anak membuka jalan bagi orang tua di taman surga, namun tidak diperenankan orang tua kemudian mengharapkan agar anaknya meninggal dunia. Surga ini hanya pengganti anaknya yang di minta oleh Allah. Sesunguhnya anak merupakan ladang berkah, ketika masih hidup ataupun telah mati, anak senantiasa memberikan manfaat bagi orang tua.

Menurut Hadits Qudsi:
Allah SWT berfirman pada harui kiamat kepada anak-anak:
"Masuklah kalian ke dalam surga!"
Anak-anak itu berkata: "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah ibu kami
masuk."
Lalu mereka mendekati pintu syurga! tapi tidak mau masuk ke dalamnya. Allah
berfirman lagi: "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? Masuklah kalian
kedalam surga!"
Mereka menjawab: "Tetapi (bagaimana) orang tua kami?" Allah pun berfirman:
"Masuklah kalian ke dalam syurga bersama orang tua kalian."
(Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil bin Syua'ah yang bersumber dari
sahabat Nabi SAW)
Istilah "al-wildan" dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama', mufradnya
(kata tunggalnya) adalah "al-walid", artinya anak yang baru dilahirkan, yaitu
bayi atau anak kecil yang belum akil baligh. Jadi maksudnya ialah anak kecil
yang meninggal dunia. Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan
Ibnul-Atsir sebagai berikut:
"Anak kecil (yakni yang meninggal dunia selagi kanak-kanak atau keguguran),
masuk syurga."

Maksud hadits diatas, termasuk salah satu di antara rentetan peristiwa yang
terjadi pada hari kiamat di padang masyar. Gambaran ringkas dari
peristiwa-peristiwa itu adalah sebagai berikut:

1. Setiap orang dibangkitkan dari kuburannya masing-masing
2. Masing-masing digiringkan oleh malaikat Zabaniah kepadang Masyar.
3. Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu
mil, sehingga mereka selain berdesak-desakan dn berjubel-jubel (kaki diinjak
oleh seribu kaki-kaki diatasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari,
berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan siksanya.
4. Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah anak-anak yang tadinya
meninggal selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan
tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Masyar itu. Demikian menurut beberapa Hadits.
5. Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
6. Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang, kecuali orang-orang masuk surga tanpa hisab.
7. Meniti shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang
Masyar itu. Meniti shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat meniti
shirat yang pertama.
8. Mana yang sudah bersih benar baru diizinkan masuk syurga.

Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada anak-anak (yang tadinya
meninggal dunia selagi belum akil baligh) untuk memasuki surga. Tetapi mereka
memohon syafaat (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat masuk surga
bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk
datang mendekati pintu syurga, tapi masih belum mau memasukinya, sehingga
Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi: "Mengapa Aku lihat anak-anak itu
masih saja belum masuk syurga? Masuklah kalian ke dalam syurga itu". Pada
saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka. "Kami belum mau masuk, sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami masuk juga bersama kami".
Demikianlah mereka berhenti dekat pintu surga, menunggu keputusan Allah SWT dengan penuh harapan.

Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan
firman Allah Yang Maha Mengetahui: "Masuklah kalian ke dalam surga bersama
orang tua kalian".
Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa
besar keutamaan anak-anak dan betapa besar pula pengaruh ridla qadla' dan
qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadirat Nya.

Memang pasti terasa berat bagi orangtua, yang harus diingat adalah bahwasannya Allah Maha Tahu apa yang kita butuhkan, bukan cuma yg kita inginkan, kita tidak bisa menentukan sendiri apa mau kita & konsep keadilan yg kita inginkan. mungkin inilah yang dinamakan ujian.Ketika seorang muslim mencapai taraf iman dan keyakinan yang tinggi, mempercayai ketentuan takdir, baik dan buruknya itu adalah dari Allah Subhanahu Ta’ala, maka akan tampak kecil segala peristiwa dan musibah yang menimpa dirinya. Ia akan berserah diri kepada Allah Subhanahu Ta’ala, jiwanya akan merasa tenang, hatinya akan tabah menghadapi cobaan, ridha akan ketentuan Allah dan tunduk kepada takdir Tuhan Alam Semesta.

No comments:

Post a Comment

Komentar