Nabi Idris
diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama
Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa
pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Menurut buku berjudul
The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris adalah sebutan atau nama Arab
bagi Enoch, nenek moyang Nabi Nuh. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai
manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim
dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada
di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Beliau hidup sampai usia 82
tahun
Setiap hari Nabi
Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk
menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah
selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya
dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup
beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut
sangat rindu berjumpa dengan beliau.
Kemudian Malaikat
Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris
as. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.
Nabi Idris as.
mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba,
maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau
menikmati makanan tersebut.
Kemudian baginda
beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil
membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi
Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan
ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya.
Nabi Idris terus
melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai
terbit matahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu.
Kemudian beliau
berkata: “Wahai tuan, mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat
keindahan alam persekitaran? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah
Idris.”
Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai
pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.: “Wahai
Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi
Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan
makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mahu memakan yang haram?”
Kemudian Malaikat
Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka
bahwa mereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat,
Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala
tindak-tanduknya berbeda dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi Idris
tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.
Kemudian beliau
bertanya: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya? Saya
adalah Malaikat Maut.”
“Wahai Malaikat Maut,
kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, Yaitu agar tuan mencabut nyawaku,
kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali,
supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul
maut itu.”
Malaikat Maut pun menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah
mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah.”
Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia
mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka
Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu.
Di waktu Malaikat
Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba
dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya
itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah
SWT kembali.
Malaikat Izrail membawa Nabi Idris ke Syurga dan ke Neraka
Kemudian Malaikat
Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan
merasakan kesakitan maut itu? Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia
masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya.
Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa
tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap siapa pun sebelum tuan. Wahai
Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, Yaitu saya
sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada
Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka
itu. Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari
Allah SWT.”
Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia
membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di
Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk
menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa,
kala, api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri,
air panas yang mendidih dan lain-lain.
Setelah merasa puas
melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as.
berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang
lain, Yaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga.
Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi
kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya
kepada Allah SWT. Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa
perintah dari Allah SWT.” Jawab Malaikat Maut.
Lalu Allah SWT pun
memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam
Syurga.
Kemudian pergilah
mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di
pintu tersebut. Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga.
Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT
untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pokok-pokok yang indah dan
sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.
Kemudian Nabi Idris
berkata: “Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan
saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada
Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum
airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?”
Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah
memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi.
Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah
satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di
luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, aku telah
meninggalkan kasutku di dalam Syurga.
Malaikat Maut pun
berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan.”
(Ali-Imran: 185)
(Maryam: 71)
(Al-Hijr: 48)
Terdapat empat ayat
yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling
terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris
(yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat
membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang
tinggi. (Qur’an 19:56-57)”
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua
mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam
rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (Qur’an
21:85-86)”
Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang
dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga
selama Mi’raj.
Diriwayatkan dari
Abbas bin Malik: … Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga
keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah
Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia
mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, O saudaraku yang alim
dan nabi yang saleh.; … Sahih Bukhari 5:58:227
Idris dipercayai
sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:
Ibnu Abbas berkata,
“Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang
kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim)
Nasihat dan Ajaran
Berikut ini adalah
beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.
Bila kamu memohon
sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula
(untuk) puasa dan shalatmu.
Janganlah bersumpah
palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
Taatlah kepada rajamu
dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan
syukur dan puji kepada Allah.
Janganlah iri hati
kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama
menikmati kebaikan nasibnya.
Barang siapa
melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
Tanpa membagi-bagikan
nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat
yang diperolehnya itu.Semoga bermanfaat....
"Di rangkum dari berbagai sumber,dan Al-Qur'anul karim"
No comments:
Post a Comment
Komentar