Sunday, April 24, 2016

INI YANG HARUS DI LAKUKAN KETIKA KITA LUPA RAKAAT SHALAT

Bismillah-Shalat adalah ibadah wajib bagi umat Islam dan salah satu dari rukun Islam. Meninggalkan salah satu gerakan atau bacaan yang berupa ‘rukun shalat’, menjadikan shalat itu menjadi batal atau tidak sah. Tapi bagaimana  jika kita terlupa atau tidak sengaja meninggalkan sesuatu dalam shalat? Jika hal ini terjadi, telah disyariatkan sujud sahwi sebagai penggantinya. Yaitu, dua kali sujud tambahan, sebelum atau sesudah salam, dalam keadaan-keadaan tertentu seperti:

 

1.Ketinggalan tasyahud pertama

 

Apabila seseorang terlupa sehingga tidak duduk untuk membaca tasyahud awal, lalu ia teringat sebelum berdiri tegak untuk rakaat ketiga, maka ia boleh segera kembali duduk. Tetapi apabila telah berdiri tegak untuk rakaat ketiga, ia tidak boleh kembali duduk. Dan sebagai gantinya, ia melakukan sujud sahwi sebelum salam.

 

“Dari Al-Mugirah, Rasulullah SAW, telah berkata,”Apabila salah seorang dari kamu berdiri sesudah dua rakaat tetapi ia belum sampai sempurna berdiri, hendaklah ia duduk kembali (untuk tasyahud awal); dan jika ia sudah berdiri betul maka ia jangan duduk kembali, dan hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi).” (Riwayat Ahmad)

 

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Bujainah r.a. Bahwa Rasulullah SAW pernah berdiri (ke rakaat ketiga) pada shalat Zhuhur tanpa duduk (untuk tasyahud awal). Maka ketika telah menyempurnakan shalatnya itu, dan masih dalam keadaan duduk, beliau sujud dua kali sambil bertakbir pada masing-masing sujud, sebelum mengucapkan salam. Gerakan beliau itu diikuti pula oleh para makmum, sebagai ganti tasyahud awal yang terlupakan tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Apabila melampaui (menambah) jumlah rakaat shalat yang diwajibkan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud r.a ,” Sesungguhnya Nabi SAW pernah shalat lima rakaat, sehingga setelah itu ada yang bertanya kepada beliau,”Apakah memang ada penambahan dalam shalat?” Beliau pun balik bertanya,”Bagaimana?” Mereka menjawab,”Anda telah shalat lima rakaat.” Maka Nabi SAW segera sujud dua kali”. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

2.Karena syak (ragu) tentang jumlah rakaat yang telah dikerjakan

 

Jika seseorang ragu apakah telah mengerjakan dua atau tiga rakaat maka ia harus menganggapnya dua rakaat saja dan menambahkan yang ketiga. Jika ragu apakah rakaat yang sudah dikerjakan itu tiga atau empat, maka ia tetapkan bilangan yang diyakini, yaitu tiga rakaat, ditambah satu rakaat. Kemudian bersujud sahwi sebelum salam.

 

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu ragu dalam shalat, apakah ia sudah mengerjakan tiga atau empat, maka hendaklah dihilangkannya keraguan itu, dan diteruskan shalatnya menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum salam.” (Riwayat Ahmad dan Muslim)

 

3.Apabila kurang rakaat dalam shalat karena lupa

 

Misalnya mengucapkan salam setelah rakaat ketiga (sebelum mengerjakan rakaat keempat) dalam shalat Zhuhur. Maka jika ia segera menyadari kekurangan itu, ataupun diingatkan oleh orang lain, boleh kembali masuk dalam shalat, menambah satu rakaat secara sempurna, kemudian menambahkan dua kali sujud (sujud sahwi).

 

Dalam kasus seperti ini, sujud sahwi boleh dilakukan sebelum salam ataupun sesudahnya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a:  Nabi SAW melakukan salah satu dari dua shalat sore hari hanya dua rakaat, lalu memberi salam kemudian beliau berdiri menuju ke sebuah tonggak kayu di depan masjid lalu meletakkan tangan di atasnya, sedangkan di antara kaum (yang bermakmum) terdapat Abu Bakar dan Umar, tetapi keduanya merasa segan berbicara kepadanya. Kemudian keluarlah (dari masjid) orang-orang yang tergesa-gesa seraya mengatakan,Shalat telah dipersingkat.” Di antara kaum itu terdapat seorang laki-laki yang dipanggil oleh Nabi SAW dengan nama julukan Zul Yadain. Lalu laki-laki itu berkata,”Wahai Rasulullah apakah engkau lupa, ataukah shalat telah diperpendek?” Nabi SAW menjawab,” Aku tidak  lupa dan shalat tidak diperpendek.” Lelaki itu berkata,”Memang benar, engkau telah lupa” Maka Nabi SAW shalat (lagi) dua rakaat, lalu bersalam. Kemudian Nabi SAW bertakbir dan melakukan sujud seperti sujud sebelumnya atau lebih lama (daripadanya), lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bertakbir dan melakukan sujud lagi sama dengan sujud sebelumnya atau lebih lama lagi, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya bertakbir.” (Muttafaq ‘alaih. Lafaz hadis ini menurut Imam Bukhari)

 

Yang dimaksud dengan “salah satu dari dua shalat sore hari” ialah, riwayat Imam Muslim menafsirkannya sebagai shalat Ashar. Di dalam riwayat lain disebutkan bahwa shalat yang dimaksud adalah shalat Zhuhur.

 

Apabila terlupa tidak membaca doa qunut pada shalat Shubuh, sedangkan ia biasa membacanya setiap hari (sebagaimana disunahkan dalam mazhab Syafi’i atau Maliki) maka disunahkan pula baginya melakukan sujud sahwi sebagai pengganti. Adapun bagi orang yang tidak biasa membaca doa tersebut, dengan sendirinya tidak perlu bersujud sahwi

 

4.Bacaan Ketika Sujud Sahwi

 

Ketika melakukan sujud sahwi, boleh membaca tasbih seperti dalam sujud biasa (Subhaana Rabbiyal-A’laa), dan boleh pula membaca tasbih khusus seperti:

 

Hasil gambar untuk sujud sahwi

 

sumber:

-Fiqh Praktis: Menurut Al-Quran, As-Sunnah, dan Pendapat Para Ulama:  Muhammad Bagir Al-Habsyi
-Fiqh Islam: H. Sulaiman Rasjid
-Tabloid ummi

No comments:

Post a Comment

Komentar