Bismillah-Shalat adalah ibadah wajib bagi umat Islam dan salah satu
dari rukun Islam. Meninggalkan salah satu gerakan atau bacaan yang berupa
‘rukun shalat’, menjadikan shalat itu menjadi batal atau tidak sah. Tapi
bagaimana jika kita terlupa atau tidak
sengaja meninggalkan sesuatu dalam shalat? Jika hal ini terjadi, telah
disyariatkan sujud sahwi sebagai penggantinya. Yaitu, dua kali sujud tambahan,
sebelum atau sesudah salam, dalam keadaan-keadaan tertentu seperti:
1.Ketinggalan tasyahud pertama
Apabila seseorang terlupa sehingga tidak duduk untuk membaca
tasyahud awal, lalu ia teringat sebelum berdiri tegak untuk rakaat ketiga, maka
ia boleh segera kembali duduk. Tetapi apabila telah berdiri tegak untuk rakaat
ketiga, ia tidak boleh kembali duduk. Dan sebagai gantinya, ia melakukan sujud
sahwi sebelum salam.
“Dari Al-Mugirah, Rasulullah SAW, telah berkata,”Apabila
salah seorang dari kamu berdiri sesudah dua rakaat tetapi ia belum sampai
sempurna berdiri, hendaklah ia duduk kembali (untuk tasyahud awal); dan jika ia
sudah berdiri betul maka ia jangan duduk kembali, dan hendaklah ia sujud dua
kali (sujud sahwi).” (Riwayat Ahmad)
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Bujainah r.a. Bahwa
Rasulullah SAW pernah berdiri (ke rakaat ketiga) pada shalat Zhuhur tanpa duduk
(untuk tasyahud awal). Maka ketika telah menyempurnakan shalatnya itu, dan
masih dalam keadaan duduk, beliau sujud dua kali sambil bertakbir pada
masing-masing sujud, sebelum mengucapkan salam. Gerakan beliau itu diikuti pula
oleh para makmum, sebagai ganti tasyahud awal yang terlupakan tersebut. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Apabila melampaui (menambah) jumlah rakaat shalat yang
diwajibkan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud r.a ,” Sesungguhnya Nabi
SAW pernah shalat lima rakaat, sehingga setelah itu ada yang bertanya kepada
beliau,”Apakah memang ada penambahan dalam shalat?” Beliau pun balik
bertanya,”Bagaimana?” Mereka menjawab,”Anda telah shalat lima rakaat.” Maka
Nabi SAW segera sujud dua kali”. (HR. Bukhari dan Muslim)
2.Karena syak (ragu) tentang jumlah rakaat yang telah
dikerjakan
Jika seseorang ragu apakah telah mengerjakan dua atau tiga
rakaat maka ia harus menganggapnya dua rakaat saja dan menambahkan yang ketiga.
Jika ragu apakah rakaat yang sudah dikerjakan itu tiga atau empat, maka ia
tetapkan bilangan yang diyakini, yaitu tiga rakaat, ditambah satu rakaat.
Kemudian bersujud sahwi sebelum salam.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi SAW bersabda: “Apabila salah
seorang dari kamu ragu dalam shalat, apakah ia sudah mengerjakan tiga atau
empat, maka hendaklah dihilangkannya keraguan itu, dan diteruskan shalatnya
menurut yang diyakini, kemudian hendaklah sujud dua kali sebelum salam.”
(Riwayat Ahmad dan Muslim)
3.Apabila kurang rakaat dalam shalat karena lupa
Misalnya mengucapkan salam setelah rakaat ketiga (sebelum
mengerjakan rakaat keempat) dalam shalat Zhuhur. Maka jika ia segera menyadari
kekurangan itu, ataupun diingatkan oleh orang lain, boleh kembali masuk dalam
shalat, menambah satu rakaat secara sempurna, kemudian menambahkan dua kali
sujud (sujud sahwi).
Dalam kasus seperti ini, sujud sahwi boleh dilakukan sebelum
salam ataupun sesudahnya. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a: Nabi SAW melakukan salah satu dari dua shalat
sore hari hanya dua rakaat, lalu memberi salam kemudian beliau berdiri menuju
ke sebuah tonggak kayu di depan masjid lalu meletakkan tangan di atasnya,
sedangkan di antara kaum (yang bermakmum) terdapat Abu Bakar dan Umar, tetapi
keduanya merasa segan berbicara kepadanya. Kemudian keluarlah (dari masjid)
orang-orang yang tergesa-gesa seraya mengatakan,Shalat telah dipersingkat.” Di
antara kaum itu terdapat seorang laki-laki yang dipanggil oleh Nabi SAW dengan
nama julukan Zul Yadain. Lalu laki-laki itu berkata,”Wahai Rasulullah apakah
engkau lupa, ataukah shalat telah diperpendek?” Nabi SAW menjawab,” Aku
tidak lupa dan shalat tidak
diperpendek.” Lelaki itu berkata,”Memang benar, engkau telah lupa” Maka Nabi
SAW shalat (lagi) dua rakaat, lalu bersalam. Kemudian Nabi SAW bertakbir dan
melakukan sujud seperti sujud sebelumnya atau lebih lama (daripadanya), lalu
beliau mengangkat kepalanya seraya bertakbir dan melakukan sujud lagi sama
dengan sujud sebelumnya atau lebih lama lagi, lalu beliau mengangkat kepalanya
seraya bertakbir.” (Muttafaq ‘alaih. Lafaz hadis ini menurut Imam Bukhari)
Yang dimaksud dengan “salah satu dari dua shalat sore hari”
ialah, riwayat Imam Muslim menafsirkannya sebagai shalat Ashar. Di dalam
riwayat lain disebutkan bahwa shalat yang dimaksud adalah shalat Zhuhur.
Apabila terlupa tidak membaca doa qunut pada shalat Shubuh,
sedangkan ia biasa membacanya setiap hari (sebagaimana disunahkan dalam mazhab
Syafi’i atau Maliki) maka disunahkan pula baginya melakukan sujud sahwi sebagai
pengganti. Adapun bagi orang yang tidak biasa membaca doa tersebut, dengan
sendirinya tidak perlu bersujud sahwi
4.Bacaan Ketika Sujud Sahwi
Ketika melakukan sujud sahwi, boleh membaca tasbih seperti
dalam sujud biasa (Subhaana Rabbiyal-A’laa), dan boleh pula membaca tasbih
khusus seperti:
sumber:
-Fiqh Praktis: Menurut Al-Quran, As-Sunnah, dan Pendapat
Para Ulama: Muhammad Bagir Al-Habsyi
-Fiqh Islam: H. Sulaiman Rasjid
-Tabloid ummi
No comments:
Post a Comment
Komentar