Saturday, August 20, 2016

BEKERJA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA,BUKAN UNTUK MENELANTARKAN KELUARGA | ITU PRINSIPNYA!


Bismillah-Sebuah kata motivasi dari Mario teguh mampu menyadarkan banyak orang.Dalam akun facebooknya beliau menulis sebagai berikut:

Jangan bekerja untuk orang yang memaksa Anda menelantarkan keluarga, karena dia biasa menelantarkan keluarganya.
Jangan berharap kepada orang yang keluarganya sudah rusak karena pengabaiannya.
Keluarga lebih penting daripada uang.
Tinggalkan pekerjaan yang mengharuskan Anda menelantarkan keluarga, agar dinilai sama berdedikasinya dengan atasan yang tidak punya kehidupan keluarga.
Rezeki Tuhan tersebar di muka bumi.
Jangan jadi orang tidak ada harganya yang berlama-lama rapat sambil gelisah memikirkan keluarga, saat harus terlihat bersemangat mendengarkan orang yang tidak ditunggu oleh keluarganya.
Hargailah keluarga Anda agar Tuhan menjadikan Anda lebih berharga.
Love you!
Mario Teguh

Dalam pandangan islam bekerja untuk menghidupi keluarga adalah kewajiban bagi setiap kepala keluarga pun memiliki keistimewaan nahkan di samakan seperti jihad..Dalam hadits di riwayatkan:

Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)

”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
 
Menyikapi kata-kata motivasi yang di sampaikan Mario teguh bukan berarti menjadikan kita malas bekerja. Hukum islam sangat indah,sejatinya bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga namun jangan sampai dalam bekerja lalai akan waktu sehingga anak dan istri tak di berikan hak waktunya untuk sekedar berkumpul,berlibur atau di didik oleh kepala keluarga.Sejatinya anak dan istri adalah tanggung jawab sang kepala keluarga di dunia dan pasti akan di mintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
 
Bekerja Adalah Sabililah
Dalam suatu riwayat dinyatakan bahwa; pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW sedang berjalan bersama dengan para sahahat, tiba-tiha mereka menyaksikan seorang pemuda yang nampak gagah perkasa sedang bekerja keras membelah kayu bakar. Dan para sahahat pun berkomentar: “Celakalah pemuda itu. Mengapa keperkasaannya itu tidak digunakan untuk Sabilillah (jalan Allah)?” Lantas, Rasulullah SAW bersabda “Janganlah kalian berkata demikian. Sesungguhnya bila ia bekerja untuk menghindarkan diri dari meminta-minta (mengemis), maka ia berarti dalam Sabilillah. Dan jika ia bekerja untuk mencari nafkah serta mencukupi kedua orang tuanya atau keluarganya yang lemah, maka iapun dalam Sabilillah. Namun jika ia bekerja hanya untuk bermnegah-megahan serta hanya untuk memperkaya dirinya, maka ia dalam Sabilisy syaithan (jalan setan)”.
 
Dengan menyimak riwayat hadist tersebut di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa baik atau buruknya serta halal atau haramnya suatu pekerjaan, ternyata ditentukan dari niatnya. Jika kita bekerja dengan maksud untuk menghindarkan diri dari pengangguran misalnya, maka pekerjaan itu baik dan halal. Namun jika tujuan kita bekerja hanya untuk mencari harta serta memperkaya diri sendiri, maka pekerjaan yang kita lakukan itu merupakan pekerjaan hina dan haram, sehingga wajib dijauhi.
 
Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah cinta kepada hamba-Nya yang mempunyai hutang usaha, dan siapa saja yang bersusah payah serta bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, lantaran mereka seperti Fi Sabilillah (pejuang dijalan Allah) ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad).
 
"Bekerjalah untuk memenui kebutuhan keluarga tanpa harus melalaikan waktu bersama dan mendidiknya ."

No comments:

Post a Comment

Komentar