Friday, August 5, 2016

MENABUR BENIH-BENIH KESOMBONGAN DARI "INGIN DI PUJI" | BERHATI-HATILAH INI BAHAYANYA..

Bismillah-Sepintas pujian mungkin sebenarnya suatu kebutuhan bagi kita.Mulai dari pekerjaan yang kita dedikasikan hingga ke ranah kehidupan sehari-hari.Sebagai contoh dalam ranah media social,upload hal-hal yang sampai tak sadar melanggar norma dan aturan hanya ingin di puja puji.Hal semacam itu sudah tak tabu,bahkan sebagian justru cenderung menjadi kebiasaan yang lazim.

Alloh Swt. berfirman, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, Yaitu: “Bersyukurlah kepada Alloh. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Alloh), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman [31] : 12)

 Yang Maha Terpuji hanyalah Alloh Swt. Jika ada manusia yang kaya raya, jabatannya tinggi, sangat populer di kalangan manusia, maka sesungguhnya semua itu tidak akan terjadi kecuali atas izin Alloh Swt. Orang kaya itu hanya ngaku-ngaku sebentar saja. Sebanyak apapun makanan yang tersaji di meja makannya, tetap saja jatahnya dialas oleh Alloh Swt.

 Jika kita sudah memasuki wilayah “menikmati pujian” maka sesungguhnya itu adalah sumber penyakit. Adalah kebohongan jika kita mengucapkan “Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin, segala puji hanya bagi Alloh”, tetapi di dalam hatinya ia merasa pantas untuk dipuji.
Ini adalah hal yang penting, mengapa kita merasa jauh dengan Alloh, padahal Alloh Maha Dekat. Mengapa hati kita seperti tidak yakin akan keberadaan Alloh, padahal sangat meyakinkan bahwa Alloh ada. Mengapa? Salah satu penyebab yang berbahaya adalah karena kita terpenjara oleh pujian orang terhadap kita.


 Kalau kita sampai menikmati pujian orang, merasa kita memang pantas dipuji, merasa pujian itu cocok dengan kita, sampai kita tidak mau jujur melihat diri kita yang sebenarnya, maka kita sudah masuk pada perangkap pujian.
Ketika kita sudah masuk perangkap pujian, maka naiklah hijab/penghalang di hati kita, naiklah ujub merasa diri hebat, sehingga terhalanglah hati kita dari nesehat. Jika sudah demikian akan jauh kita dari kebenaran, jauh dari kebaikan. Dan, jauh dari Alloh Swt. Karena hati kita telah terbungkus dengan noda dosa yang begitu pekat yaitu kesombongan. Padahal pujian datang karena mereka yang memuji kita itu tidak tahu bagaimana diri kita yang sebenarnya.


 Kita tidak bisa menghalangi orang lain untuk memuji siapapun. Namun, jikalau pujian itu mengarah pada diri kita, maka segeralah kembalikan setiap pujian kepada Alloh sembari mohon perlindungan kepada-Nya supaya hati kita selamat dari perangkap pujian yang melenakan dan mencelakakan. Semoga Alloh Swt. senantiasa melindungi kita. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.(kajian KH Abdulah gymnastiar & ubahan moslemshine.com seperlunya)

No comments:

Post a Comment

Komentar